Nginap Di Hotel Bintang 5 Gratis, Asalkan Bikin Video Seks

Ada-ada saja ide bisnis maestro pornografi asal Swedia, Milton Jr. Dia berniat membuka hotel khusus tanpa dipungut biaya untuk pasangan yang ingin menginap di hotelnya. Syaratnya hanya satu, pasangan harus merelakan video bercinta mereka disiarkan secara langsung dalam jaringan internet.

Untuk memuluskan idenya, Milton Jr berencana membangun 100 hotel seks di seluruh dunia. Milton percaya, hubungan seks yang dilakukan orang biasa bisa menjadi tambang emas. Sang ayah, Milton Sr juga menggemparkan dunia ketika mulai menciptakan piringan video porno pertama pada 1960-an.

Bila 'pemain' bisa gratis menginap di hotelnya, penonton film porno yang ia siarkan harus membayar tontonan kamar tersebut."Angka-angka (keuntungan dari bisnis ini) sangat mencengangkan," katanya bersikeras.

Dalam hitungannya, sebuah hotel mampu menghasilkan $43,8 juta atau Rp396 miliar per tahun dari biaya langganan para penonton video seronok di seluruh dunia. Dia percaya hotel seksnya bakal meraih sukses. "Hal terpenting adalah melakukannya secara total, tidak setengah-setengah." katanya seperti dimuat dalam Daily Mail.

Milton mengatakan telah melakukan 'penelitian lapangan' di lebih dari selusin klub yang mewajibkan pengunjungnya tanpa busana atau 'swinger club' di seputar kota Barcelona Spanyol.

Situs porno (doc Corbis)

Ia percaya keberhasilan hotelnya berasal dari kesempatan untuk menyaksikan hubungan seks orang biasa jauh lebih menantang daripada menyaksikan adegan dalam film porno komersil. Namun ia menegaskan, hotelnya bukan superekslusif bagi para swinger. "Hotel ini nantinya juga bagi orang non-swinger dan mereka tak perlu tanpa busana terus menerus."

Pada 1990-an, Milton membangun reputasi sebagai pengusaha film porno saat mengambil alih kemudi Private Media Group. Perusahaan ini dikenal sebagai salah satu perusahaan pembuat film porno di keping DVD.

Namun, meluasnya penyebaran video seks gratis di internet membuat pendapatan perusahaan dari film porno menurun tajam. Di pengadilan, mantan rekan kerjanya menuduh Milton menggunakan uang perusahaan untuk membiayai gaya hidup mewahnya.